Selasa, 03 Januari 2012

Tirai Kebahagiaan


Suasana desa mrecah sedikit memanas oleh politik, banyak yang memutuskan tali persaudaraan hanya karena berbeda politik. Ditengah-tengah suasana ini, ada seorang pemuda yang mengalami suasana panas hatinya, karena menyimpan keinginan menikah, yang masih tertunda. Di siang ini, saat waktu senggang pemuda hitam manis, hidung mancung dan berewok, mengutarakan maksud hatinya, ingin segera menikah dalam waktu dekat ini, di depan  ayahnya yang kepalanya hampir penuh uban.

”sudah siapkah engkau menikah di tengah2  kesibukannmu mengurus MTs yang telah kau rintis 2 tahun ini dan juga kuliahmu yang masih semester 3 ini Di?”Adi kakakku. Nomer 4 dari saudara tertua

“iya ayah, aku sudah siap saya tidak mau menunggu terlalu lama lagi. Sudah 4 ½  tahun kami ditunangkan. Saya hawatir kalau kelamaan pada akhirnya gagal juga. Apalagi akhir-akhir ini sering hadir cobaan yang hampir merusak pertunangan kami. Lebih cepat lebih baik”

“ya sudah kalau sudah mantap, nanti saya akan membicarakan ini ke keluarga tunanganmu di jombang
“terima kasih ayah”

Beberapa hari kemudian, dua pria calon besan berdiskusi. Ayah dan calon besannya

“ anak kita  4 ½  tahun kita tunangkan, semenjak Adi baru menghafalkan alqur’an, Ifa saat itu masih kelas 3 MA. 3 tahun Adi  menghatamkan tahfidznya, kemudian dia kuliah, kini  masih semester 3. Alangkah baiknya kita segera menikahkan mereka  berdua, apalagi Ifa sekarang  sudah selesai kuliahnya” ayahku mengusulkan, Seraya melempar senyum

“ ehem.. maafkan saya sebelumnya, bukan berarti saya menolak . justru saya sangat senang. Akan tetapi…”

“tapi  apa…?”

“Ifa memang selesai kuliahnya jurusan bidan, tapi sekarang masih peraktek di rumah sakit, apakah tidak lebih baik setelah selesai prakteknya.  Menurut peraturan pemerintah saja dia belum punya izin praktek di rumah sendiri sebelum praktek di rumah sakit 2 tahun  terlebih dahulu. Apalagi kita telah sepakat kalau Ifa akan di bawa ke Madura bersama suaminya untuk berjuang di sana ”

“ooo.. tidak apa-apa kiranya belum diperkenannakan, akan tetapi anak saya sudah ingin sekali segera dinikahkan. Anak saya  Tidak enak sama orang2, sudah pada dengar  semua atas pertunangan ini, malu kalau pada akhirnya gagal “
“ya sudah kalau memang demikian , kami sebagai keluarga prempuan ikut saja, tapi kalau bisa jangan terlalu cepat, kami ingin belum punya biaya dalam waktu dekat ini. Sebenarnya kami  sejak dulu merencanakan pernikahan anak gadis kami akan kami nikahkahkan dengan semeriah mungkin”
Akhirnya sepakatlah acara pernikahan akan segera dilaksanakan setengah tahun lagi.

******
Hari berganti mingu, minggu berganti bulan. Sehingga sampailah pada bulan yang ditunggu-tunggu yakni bulan april 2007. Bulan ini merupakan bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh kedua sejoli ini. Seorang pemuda Brewok yang hafal Al-Quran dengan seorang gadis cantik calon bidan. Di Bulan inilah mereka hendak melaksanakan pernikahan mereka yang sudah lama bertunangan. Mereka bertunangan sudah 5 tahun lamanya, selama dalam kurun waktu yang lama ini, mereka disibukkan dengan aktifitas masing-masing. Jadi mereka tidak ada kesempatan untuk bertemu kecuali di hari-hari besar, seperti hari raya. Dalam 1 tahun mereka hanya bertemu2-3 kali

Bayangan keindahan telah lama hinggap di alam semesta pikiran mereka. sebelumnya telah berulang kali rencana pernikahan mereka tertunda. Konon gadis  ini anak pungut, awalnya ibu angkatnya menolak mengasuhnya, karena pada dasarnya hanya ayah angkatnya lah yang berinisiatip memungut keponkannya sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu, gadis ini tumbuh semakin cantik laksana bunga mawar yang telah merekah. Akhirnya gadis ini mendapatkan kasih sayang layaknya anaknya sendiri dari ibu angkatnya. Keindahan mawar yang merona, dan semerbak wangi yang terbawa oleh semilir angin, sampai ke telinga dan hidung sepupu ibu angkatnya. Ia menginginkan sang gadis dijodohkan dengan anaknya yang sedang menghafalkan alquran, tawaran itu diterima dengan lapang dada.

Semenjak pertunangan itu, ibu angkat si gadis telah merencanakan memeriahkan pernikahannya kelak. Kini rencana itu telah berada di ambang pintu. Ribuan undangan yang telah selesai dicetak tinggal di sebarkan. Biaya untuk acara telah terkumpul, bayangan indah menguasai semesta alam pikiran. Namun manusia hanya bisa berencana, selebihnya allah yang menentukan takdirnya.

Kemeriahan yang telah direncanakan dengan matang terhadang musibah yang tak disangka. Ayah si gadis tiba-tiba mengalami sakit. Keluarganya kalang kabut dengan adanya musibah ini. Apalagi penyakitnya semakin hari semakin merongrong kesehatannya, seakan sudah tak ada harapan untuk hidup. Padahal pernikahan itu tinggal beberapa minggu lagi.Semangat yang menggelora kian meredup, rencana yang dirajut dengan rapi terurai begitu saja .

*******
“apa, ayah meninggal?” mas Adi kaget, mendegar penjelasan mbak Ifa lewat telpon seluler.  

Tepat Saat hari H-1 minggu malaikat maut menjemput ajal ayah angkat calon mertua mas Adi, kontan ini membuat kedua belah keluarga berduka. Sungguh teragis memang.

 Menurut kebiasaa orang jawa, bila terjadi seperti seperti ini maka pernikahan harus ditunda 1-2 tahun lagi. Namun perlayaran di lautan cinta mereka di atas kapal  pertunangan telah cukup lama mereka rasakan, apalagi pulau rumah tangga sudah tampak di pelupuk mata. sulit rasanya untuk bersabar lagi hanya karena badai musibah yang menerpa.
Keluarga ke 2 sejoli pun tak tega untuk menunda pernikahan mereka untuk ke sekian kalinya. Hembusan angin saling pengertian membuahkan kesepakatan untuk menikahkan mereka berdua di hari  pencabutan ajal sang ayah angkat oleh malaikat izroil. Yah, tepat hari berduka ini, akan dilaksanakan pula pernikahan dibalut dengan air mata nestapa.
Di depan jasad calon ayah mertua mas adi yang sudah tak bernyawa itu, mereka dinikahkan. Kain tebal haru menyelimuti Susana siang ini. Tanpa tawa gembira yang menemani pernikahan, melainkan kebisingan isak tangis para hadirin hadirat. Pandang setiap pasang mata yang ada, digenangi bening air mata, yang terus mengalir ke pipi masing-masing.

Tak ada ucapan selamat dari mereka, hanya pesan untuk tetap bersabar yang mereka berdua terima. Bukan irama shalawat badar yang  yang menggema seusai ijab qabul, melainkan kalimat tahlil yang membuat bulu kuduk berdiri bersamaan dengan jasad ayah angkat mbak ifa di dalam keranda yang sedang di bawa ke permakaman. Bukan ucapan “selamat menempuh hidup baru yang di ucapkan sanak family. Melainkan ucapan bela sungkawa “yang sabar ya, kami ikut berduka”. Bukan hingar bingar kebahagiaan yang menyanding melainkan kesunyian yang menyelimuti. Dramatis memang.

Acara yang direncanakan dimeriahkan secaara besar-besaran dalam 1 hari allah menakdirkan 7 hari berturut-turut ramai dengan bacaan tahlil dan yasin. Para undangan yang hendak hadir ke acara walimatul ‘arusy berubah menjadi acara  kirim doa ke almarhum . namun tahukah kawan kedua pasutri ini tampak sabar menerimanya . sungguh jarang ada orang yang seperti mereka . benarlah sudah bahwa allah tidak akan member cobaan yang tidak bisa di emban oleh hambanya
Waktu terus berjalan sampai beberapa bulan kemudian bahkan sampai punya anak  satu , namun keadaan mereka , hubungan mereka masih diuji oleh yang maha kuasa. Mereka belum bisa menikmati kebersamaan selayaknya suami istri yang baru, alias kemanten baru. Karena sang suami masih kerap harus meninggalkan istrinya di jombang demi kuliahnya  yang belum selesai di Madura , serta demi Mts yang dirintisnya. namun sang istri tetap rela dan ikhlas menjalaninya sungguh pasangan yang ideal, romantic dan saling pengertian . mereka menghadapi hidup ini dengan senyuman
Setelah  2 tahun dari pernikahan barulah mereka bisa hidup tentram, tentram ,damai, tentunya sangat bahagia kawan tanpa berpisah lagi. Kini kedua inan yang saling  mencintai ini telah berhasil memproduksi 2 jagoan mereka . kedua jagoan inilah yng kelak diharpakn menjadi seorang yang tangguh

by; khoiron mahmud

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Sudahkah kita membaca Alqur'an hari ini?
Berapa kali dalam sebulan kita mengkhatam Al qur'an."
( Khairukum man ta'allamal qur'an wa 'allamah).
SOMEDAY IS TODAY, DO IT NOW OR NEVER

TIPS OF THIS DAY
“Didiklah anakmu dengan 3 perkara: mencintai Allah, mencintai Rasul dan belajar Al-Qur’an” (Al-hadits)