Jumat, 26 Juni 2009

Undangan Walimatul Ursy

Undangan Walimatul Ursy
Anang & Devi

Acara Akad Nikah :
Hari Kamis Tanggal 2 Juli 2009 Ba'da Isya

Resepsi Pernikahan/Walimatul Ursy :
Hari Jum'at Tanggal 3 Juli 2009 dengan acara sebagai berikut :
Temu Manten Berangkat dari Lokasi Mempelai Laki-Laki
Jl. Raya Canggu No. 77, Jetis, Mojokerto
Pukul : 02.00 WIB (Ba'da Sholat Jum'at)
Tiba dilokasi Mempelai Wanita Pukul : 03:00 WIB
di Alamat : Dsn. Kawur, Rt.06, Rw.03, Ds. Gamping Rowo, Kec. Tarik, Kab. Sidoarjo.

Ngunduh Mantu :
Hari Minggu, 5 Juli 2009 Ba'da Ashar.
Lokasi
Jl. Raya Canggu No. 77, Jetis, Mojokerto
Pukul : 02.00 WIB (Ba'da Sholat Jum'at)

Denah Lokasi :

Dari Surabaya -->Krian/By Pass-->BalongBendo-->Trafic Light Bakalan Lurus-->Pertigaan Ngungan/Puskesmas/PT. Hansa Pratama Belok Kiri-->(Samping kanan kirih terhampar sawah) Pertigaan Songat Belok Kanan-->Pertigaan Kawur Belok Kiri-->Pertigaan Lagi Belok Kanan-->100 meter Lokasi Walimahan.
Alamat : Dsn. Kawur, Rt.06, Rw.03, Ds. Gamping Rowo, Kec. Tarik, Kab. Sidoarjo.

Dari Mojokerto-->Jembatan Rolak Songo-->Belok Kanan-->Jemabatan Belok Kanan--> Pertigaan Balai Desa Mliriprowo Belok Kanan --> Pertigaan Sebani /Makam Belok Kiri, Kemudian Belok Kanan-->Makam Kawur Lurus Terus-->300 meter Lokasi Walimahan.


Rabu, 10 Juni 2009

Keutamaan Membaca Al-Qur'an

Keutamaan Al Qur’an yang terbesar bahwa ia merupakan kalam Allah SWT. Al Qur’an adalah kitab yang diturunkan dengan penuh berkah. Al Qur’an memberikan petunjuk manusia kepada jalan yang lurus. Tidak ada keburukan di dalamnya, oleh karena itu sebaik-baik manusia adalah mereka yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya. Rasulullah SAW bersabda:”Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori). Rasulullah SAW selalu membaca Al Qur’an. Beliau juga suka mendengarkan bacaan dari sahabatnya, khususnya sahabat Ibnu Mas’ud. Beliau berlinang air matanya bila membaca dn mendengarkan bacaan Al Qur’an, seperti yang dikisahkan dalam sebuah hadist dari Ibnu Mas’ud : Suatu ketika Rasulullah SAW meminta Ibnu Mas’ud untuk membacakan Al Qur’an. Ibnu Mas’ud berkata: “Ya Rasulullah, bagaimanakah saya membacakan untukmu, padahal Al Qur’an diturunkan kepadamu?”. Dijawab nabi SAW: “Saya ingin mendengan dari orang lain”. Ibnu Mas’ud berkata:”Maka saya bacakan surat An Nisa hingga sampai pada ayatFa kaifa idzaa ji’na min kulli ummatin bisyahidin waji’na bika ’ala ha’ula’i syahiida” (Bagaimanakah jika Kami telah mendatangkan untuk setiap ummat saksinya dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas semua ummat itu). Nabi bersabda: “Cukuplah sampai di sini”. Maka saya menoleh melihat nabi SAW bercucuran air mata. “ {HR. Bukhori dan Muslim}. Sahabat Rasulullah SAW juga selalu membaca Al Qur’an. Ketika mereka menemukan ayat yang berkaitan dengan azab Allah, mereka membacanya dengan mengulang-ulang, hingga berlinang air mata. Abu Bakar RA, jika beliau menjadi imam ketika sholat, maka akan terdengar isakan tangis beliau. Suatu ketika seorang sahabat ingin ke pasar mendapati Asma binti Abu Bakar membaca salah satu ayat diulang-ulang sambil menangis. Ketika sahabat tersebut kembali dari pasar, ia masih membaca ayat yang sama sambil menangis. Itulah sikap Rasulullah SAW dan para sahabatnya ketika membaca Al Qur’an. Kita sebagai ummat dan sebagai generasi penerusnya berusaha untuk bersikap seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya ketika membaca Al Qur’an. Banyak keutamaan yang telah diraih oleh Rasulullah SAW dan sahabatnya disebabkan mereka banyak membaca dan merenungkan isi kandungan Al Qur’an. Bahkan diantara sahabat Rasulullah SAW ada yang menyaksikan dan merasakannya secara langsung. Diantara keutamaan membaca Al Qur’an, yaitu:

1. Akan mendapat rahmat dan kasih sayang dari Allah SWT

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mempunyai 2 ahli diantara manusia”. Sahabat bertanya:”Siapakan mereka itu wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Ahli Al Qur’an adalah ahli Allah, dan orang-Nya khusus.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah) Dalam hadist yang lain, Rasulullah SAW bersabda: Dikatakan kepada orang yang berteman dengan Al Qur’an, “Bacalah dan bacalah sekali lagi serta bacalah dengan tartil, seperti yang dilakukan di dunia, karena manzilah-mu terletak di akhir ayat yang engkau baca. “ (HR Tirmidzi)

2. Al Qur’an akan menjadi penolong di hari kiamat

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Al Qur’an bertemu temannya pada hari kiamat saat kuburannya dikuak, dalam rupa seorang laki-laki yang pucat. Dia (Al Qur’an) dalam rupa laki-laki pucat bertanya, “apakah engkau mengenalku? Dia menjawab, “aku tidak mengenalmu!”. Al Qur’an berkata, “Aku adalah temanmu, Al Qur’an, yang membuatmu kehausan pada siang hari yang panas dan membuatmu terjaga pada malam hari. Sesungguhnya pedagang itu mengharapkan hasil dagangannya, dan sesungguhnya pada hari ini aku adalah milikmu dari hasil seluruh perdaganganmu, lalu dia memberikan hak milik orang itu Al Qur’an dengan tangan kanan dan memberikan keabadian dengan tangan kirinya, lalu di atas kepalanya disematkan mahkota yang berwibawa, sedangkan bapaknya (Al Qur’an) mengenakan 2 pakaian yang tidak kuat disangga dunia. Kedua pakaian ini bertanya,: Karena apa kami engkau kenakan?”. Ada yang menjawab: “Karena peranan anakmu Al Qur’an. Kemudian dikatakan kepada orang itu,”Bacalah sambil naik ketingkatan-tingkatan syurga dan biliknya, maka dia naik sesuai dengan apa yang dibacanya, baik baca dengan cepat, maupun dengan tartil.” (HR Ahmad). Dari Abu Umamah ra, Rasulullah SAW bersabda: “Bacalah Al Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat, sebagai pembela pada orang yang mempelajari dan mentatatinya.” (HR Muslim). Dari An Nawas bin Sam’an, Rasulullah SAW bersabda:”Pada hari kiamat akan didatangkan Al Qur’an dan orang-orang yang mempreaktekan di dunia, didahului oleh surah Al Baqarah dan Ali Imran yang akan membela dan mempertahankan orang-orang yang mentaatinya.” (HR. Muslim)

3. Setiap huruf akan mendapat 10 ~ 700 pahala

Dari Ibnu Mas’ud ra, Rasulullah bersabda:” Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka akan mendapat hasanat dan tiap hasanat mempunyai pahala berlipat 10 kali. Saya tidak berkata Alif Lam Mim itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dn Mim satu huruf.” (HR Tirmidzi)

4. Akan mendapat doa dari para malaikat

Dari Aisyah ra, Raslullah SAW bersabda:”Orang yang mahir dalam membaca Al Qur’an akan berkumpul para malaikat yang mulia-mulia lagi taat. Sedang siapa orang yang megap-megap dan berat jika membaca Al Qur’an, mendapat pahala 2 kali lipat.” (HR Bukhori, Muslim)

5. Akan mendapat ketenangan

Dari Al Barra bin Azib RA: “ Ada seorang membaca surat Al Kahfi sedang tidak jauh dari tempatnya, ada kuda yang terikat dengan tali kanan kiri, tiba-tiba orang itu diliputi oleh cahaya yang selalu mendekat kepadanya, sedang kuda itu lari ketakutan. Dan pada pagi hari ia datang memberi tahu kepada nabi SAW, maka bersabda nabi SAW:”Itulah ketenangan (rahmat) yang telah turun untuk bacaan Al Qur’an itu.” (HR Bukhori dan Muslim).

Mengapa Membaca Qur’an, Jika Tidak Mengerti Huruf Arab?

UT0122244Why do we read Quraan, even if we can’t understand a single Arabic word ?

Mengapa kita membaca AlQuran meskipun kita tidak mengerti satupun artinya ? This is a beautiful story :

Ini suatu cerita yang indah :

An old American Muslim lived on a farm in the mountains of eastern Kentucky with his young grandson. Each morning Grandpa wakeup early sitting at the kitchen table reading his Quran.

Seorang Muslim tua Amerika bertahan hidup di suatu perkebunan di suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu lelakinya yang masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Quran di meja Makan di dapurnya:

His grandson wanted to be just like him and tried to imitate him in every way he could. One day the grandson asked, “Grandpa! I try to read the Qur’an just like you but I don’t understand it, and what I do understand I forget as soon as I close the book. What good does reading the Qur’an do?”

Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya. Suatu hari sang cucu nya bertanya, ” Kakek! Aku mencoba untuk membaca Qur’An seperti yang kamu lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Qur’An?

The Grandfather quietly turned from putting coal in the stove and replied, “Take this coal basket down to the river and bring me back a basket of water.”

Dengan tenang sang Kakek dengan meletakkan batubara di tungku pemanas sambil berkata , ” Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air.”

The boy did as he was told, but all the water leaked out before he got back to the house.

Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.

The grandfather laughed and said, “You’ll have to move a little faster next time,” and sent him back to the river with the basket to try again. This time the boy ran faster, but again the bas ket was empty before he returned home.

Kakek tertawa dan berkata, “Lain kali kamu harus melakukannya lebih cepat lagi,” Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tersebut untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah.

Out of breath, he told his grandfather that it was impossible to carry water in a basket, and he went to get a bucket instead. The old man said, “I don’t want a bucket of water; I want a basket of water.

Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah bolong , maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya. Sang kakek berkata, ” Aku tidak mau satu ember air ; aku hanya mau satu keranjang air.”

You’re just not trying hard enough,” and he went out the door to watch the boy try again.. At this point, the boy knew it was impossible, but he wanted to show his grandfather that even if he ran as fast as he could, the water would Leak out before he got back to the house.

“Ayolah, usaha kamu kurang cukup,” maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucu nya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah.

The boy again dipped the basket into river and ran hard, but when he reached his grandfather the basket was again empty. Out of breathe, he said, “See Grandpa, it’s useless!” “So you think it is useless?”

Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata, ” Lihat Kek, percuma!” ” Jadi kamu pikir percuma?”

The old man said, “Look at the basket.” The boy looked at the basket and for the first time realized that the basket was different. It had been transformed from a dirty old coal basket and was now clean, inside and out.

Kakek berkata, ” Lihatlah keranjangnya. ” Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda.. Keranjang itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam. “

“Son, that’s what happens when you read the Qur’an. You mi ght not understand or remember everything, but when you read it, you will be changed, inside and out. That is the work of Allah in our lives.

“Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur’An. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membaca nya lagi, kamu akan berubah, di dalam dan di luar dirimu .

” If you feel this story is worth to reading, please forward to your friends. Prophet Muhammad ( p.b.u.h) says: “The one who guides to good will be rewarded equally”

Kisah yang mudah-mudahan berguna, buat yang membacanya.

Diambil dari http://www.wikimu.com/news/DisplayNews.aspx?id=11310

Jumat, 05 Juni 2009

25 Do’a dari Al Qur’an

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku,
maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku)
dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku,
agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
(Quran 2:186)

  • Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka (2:201)

  • Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. (2:250)

  • Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. (2:286)

  • Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. (2:286)

  • Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (2:286)

  • Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia). (3:8)

  • Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (3:147)

  • Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (3:192)

  • Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman”. (3:193)

  • Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. (3:193)

  • Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. (3:194)

  • Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (7:23)

  • Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu. (7:47)

  • Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya. (7:89)

  • Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu). (7:126)

  • Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang’zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir. (10:85-86)

  • Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit. (14:38)

  • Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini). (18:10)

  • Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (25:74)

  • Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala. (40:7)

  • Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (40:8)

  • Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman. (44:12)

  • Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. (59:10)

  • Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali. (60:4)

  • Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (66:8)

Sumber Pesantren Alhamidiyah

Pengumpulan Al-Qur’an Pada Masa Nabi

Masa pengumpulan Al-Qur’an dengan menggunakan dua kategori, yaitu: (1) pengumpulan dalam dada, dan (2) dalam dokumen/catatan

Pengumpulan Al-Qur’anul Karim terbagi dalam dua periode:
(1) Periode Nabi SAW.
(2) Periode Khulafaur Rasyidin.

Masing-masing periode tersebut mempunyai beberapa ciri dan keistimewaan.

Istilah pengumpulan kadang-kadang dimaksudkan dengan penghafalan dalam hati, dan kadang-kadang pula dimaksudkan dengan penulisan dan pencatatan dalam lembaran-lembaran.

Pengumpulan Al-Qur’an di masa Nabi ada dua kategori:
(1) Pengumpulan dalam dada berupa penghafalan dan penghayatan/pengekspresian, dan
(2) Pengumpulan dalam dokumen atau catatan berupa penulisan pada kitab maupun berupa ukiran.

Kami akan menjelaskan keduanya secara terurai dan mendetail agar nampak bagi kita suatu perhatian yang mendalam terhadap Al-Qur’an dan penulisannya serta pembukuannya. Langkah-langkah semacam ini tidak terjadi pada kitab-kitab samawy lainnya sebagaimana halnya perhatian terhadap Al-Qur’an, sebagai kitab yang maha agung dan mu’jizat Muhammad yang abadi.

Pengumpulan Al-Qur’an dalam dada.

Al-Qur’anul Karim turun kepada Nabi yang ummy (tidak bisa baca-tulis). Karena itu perhatian Nabi hanyalah dituangkan untuk sekedar menghafal dan menghayatinya, agar ia dapat menguasai Al-Qur’an persis sebagaimana halnya Al-Qur’an yang diturunkan. Setelah itu ia membacakannya kepada orang-orang dengan begitu terang agar merekapun dapat menghafal dan memantapkannya. Yang jelas adalah bahwa Nabi seorang yang ummy dan diutus Allah di kalangan orang-orang yang ummy pula, Allah berfirman:

Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul diantara mereka yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dengan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. (Al-Jumu’ah: 2)

Biasanya orang-orang yang ummy itu hanya mengandalkan kekuatan hafalan dan ingatannya, karena mereka tidak bisa membaca dan menulis. Memang bangsa Arab pada masa turunnya Al-Qur’an, mereka berada dalam budaya Arab yang begitu tinggi, ingatan mereka sangat kuat dan hafalannya cepat serta daya fikirnya begitu terbuka.

Orang-orang Arab banyak yang hafal beratus-ratus ribu syair dan mengetahui silsilah serta nasab keturunannya. Mereka dapat mengungkapkannya di luar kepada, dan mengetahui sejarahnya. Jarang sekali diantara mereka yang tidak bisa mengungkapkan silsilah dan nasab tersebut atau tidak hafal Al-Muallaqatul Asyar yang begitu banyak syairnya lagi pula sulit dalam menghafalnya.

Begitu Al-Qur’an datang kepada mereka dengan jelas, tegas ketentuannya dan kekuasaannya yang luhur, mereka merasa kagum, akal fikiran mereka tertimpa dengan Al-Qur’an, sehingga perhatiannya dicurahkan kepada Al-Qur’an. Mereka menghafalnya ayat demi ayat dan surat demi surat. Mereka tinggalkan syair-syair karena merasa memperoleh ruh/jiwa dari Al-Qur’an.

Pegumpulan dalam bentuk tulisan.

Keistimewaan yang kedua dari Al-Qur’anul Karim ialah pengumpulan dan penulisannya dalam lembaran. Rasulullah SAW mempunyai beberapa orang sekretaris wahyu. Setiap turun ayat Al-Qur’an beliau memerintahkan kepada mereka menulisnya, untuk memperkuat catatan dan dokumentasi dalam kehati-hatian beliau terhadap kitab Allah ‘Azza Wa Jalla, sehingga penulisan tesebut dapat melahirkan hafalan dan memperkuat ingatan.

Penulis-penulis tersebut adalah sahabat pilihan yang dipilih oleh Rasul dari kalangan orang yang terbaik dan indah tulisannya agar mereka dapat mengemban tugas yang mulia ini. Diantara mereka adalah Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab; Muadz bin Jabal, Mu’awiyah bin Abi Sufyan, Khulafaur Rasyidin dan Sahabat-sahabat lain.

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas r.a. bahwasanya ia berkata: “Al-Qur’an dikumpulkan pada masa Rasul SAW oleh 4 (empat) orang yang kesemuanya dari kaum Anshar; Ubay bin Ka’ab, Mu’adz bin Jabal, Zaid bin Tsabit dan Abu Zaid. Anas ditanya: “Siapa ayah Zaid?” Ia menjawab: “Salah seorang pamanku”.

Sumber http://www.cybermq.com/index.php?pustaka/detail/3/1/pustaka-62.html

Kamis, 04 Juni 2009

Pondok Terpencil Dengan Prestasi Nasional

Di lereng gunung Salak dan Gunung Gedhe, suasana pedesaan yang kental, jauh dari keramaian kota tanpa polusi udara maupun polusi suara, tepatnya di kampung Padurenan, desa Ciburayut, kecamatan Cigombong, kabupaten Bogor, Jawa Barat, akan kita temukan keasyikan sekelompok santri usia 15-30 tahunan, asyik bertadarus al-Qur’an tanpa melihat mushaf. Setelah dekat dan berkumpul dengan mereka yang sedang bertadarusb al-Qur’an itu kita akan mengetahui ternyata mereka adalah para santri hufadz dari salah satu pesantren yang ada di negeri ini. Pondok Pesantren Raudlotul Qur’an(PPRQ). Nama itu diberikan oleh hadlorotussyaikh KH. Mufid Mas’ud (Pendiri Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta, untuk pesantren yang diasuh oleh HM. Farhan Usman, dengan program tahasus li tahfidzil Qur’an (Program pokoknya menghafal al-Qur’an).

Meski berada di daerah yang terpencil. Kita akan merasa takjub kala melihat prestasi yang telah diukir oleh PPRQ diusianya yang menginjak tahun ke-23 ini, mereka telah menorehkan berbagai prestasi di tingkat Kabupaten, Propinsi, bahkan Nasional cabang tahfidz (hafalan al-Qur’an) maupun tafsir al-Qur’an bahasa Arab maupun bahasa Inggris.

Keberadaan PPRQ tak bisa lepas dari Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta (PPSPA). Selain pengasuhnya HM. Farhan Usman adalah salah satu alumni PPSPA, beliau juga utusan KH. Mufid Mas’ud (Pendiri PPSPA) untuk menjadi ustadz di Bogor demi pengembangan Islam dan lebih khusus pengembangan penghafalan al-Qur’an.

Kawah candra dimuka bagi calon Hafidz dan Hafidzoh

Memasuki kota Bogor bagi orang luar kota tentu akan bingung mencari PPRQ, sebab memang PPRQ terletak di lereng gunung Salak dan gunung Gedhe dengan udara yang masih sangat sejuk jauh dari kebisingan kendaraan bermotor maupun pengapnya cerobong pabrik dan knapot kendaraan bermotor. KAlau kita ingin sampai ke PPRQ dari kota Bogor kita dengan kendaraan umum kita harus mencari kendaraan Jurusan Cicurug atau Sukabumi. Ketika sampai di stasiun Cigombong kita (dari kota Bogor setelah Lido, masuk kurang lebih 5 kilo meter lagi (bila kita menumpang kendaraan umum dari sini kita bisa langsung naik ojek dan tukang ojek sudah mengenal PPRQ), dari jalan Raya Bogor –Sukabumi pertigaan stasiun Cigombong sampai di Kampung Paduren, Kelurahan Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor jalan sudah diaspal oleh pemda. Sampai di PPRQ kita akan takjub dengan bangunan yang mirip dengan villa dengan pemandangan yang mengasikkan.

Penduduk kampung Padurenan sebagian besar adalah petani tradisioanal. Daerah Padurenan merupakan daeerah yang subur. Seperti pada umumnya masyarakat pedesaan yang masih sederhana, masyarakat PPRQ demikian juga keadaannya. Namun untuk masalah kehidupan beragama mereka sangat religious, bahkan cenderung fanatic. Sebagai contoh sekitar tahun 1987 masyarakat yang mempunyai radio bisa dihitung dengan jari tangan, sampai sekarangpun masjid-masjid di sekitar PPRQ belum mau menggunakan pengeras suara, bukan karena tidak mampu membeli, namun mereka masih berpegang bahwa di masjid tidak boleh ada pengeras suara.

Keadaan masyarakat yang demikian sangat mendukung keberadaan PPRQ yang merupakan ajang penggemblengan santri mutahafidziin (penghafal al-Qur’an) yang butuh ketenangan.

Mengapa harus ke daerah terpencil

Tuhun 1986 ada seorang aghniya’ (orang yang mempuyai kelebihan harta) dan ulam dari Jakarta yang mempunyai perkebunan jeruk datang menghadap KHM. Mufid Mas’ud di PPSPA Yogyakarta. Dan salah satu pembicaraan dan keinginan dari pemilik perkebunan itu adalah menjadikan perkebunannya sebagi perkebunan yang dapat bermanfaat dunia dan akhirat. Pemilik perkebunan menginginkan di kebun iitu didirikan pesantren. Pada prinsipnya Hadlorotussyaikh KHM. Mufid Mas’ud sangat setuju dengan keinginan tersebut.

Tak lama setelah pembicaraan itu, Hadlorotussyaikh KHM. Mufid Mas’ud observasi langsung ke Bogor untuk melihat lahan perkebunan yang dijanjikan itu. Hasil dari observasi dan mengadakan pertimbangan-pertimbangan baik dari segi dhohiriyah maupun bathiniyah, maka Hadlorotussyaikh KHM. Mufid Mas’ud memanggil salah satu santrinya yang bernama Muhammad Farhan diberikan kepercayaan dan tugas untuk menjadi salah satu calon yang akan mengisi jabatan pengasuh di Pesantren Bogor itu. Setengah tidak percaya Muhammad Farhan-pun hanya bisa sami’na wa atho’na dengan perintah Hadlorotussyaikh KH M. Mufid Mas’ud.

Tepat pada tangga 20 Agustus 1985 berangkatlah Muhammad Farhan bersama 1 orang santri yang telah selesai menghafal al-Qur’an (Mudzakir Lampung), 1 orang santri yang telah menghafal sebanyak 17 Juz H. Zahri Bantul), 1 santri yang baru menghafal dan memiliki basis pendidikan kitab (Mu’alim Sleman) serta 30 santri yang baru mengenal pesantren. Diantar oleh almarhum bapak Sayid Usman (orang tua dari Muhammad Farhan), menumpang kereta api dari Jogjakarta, turun di stasiun Janinegara (Jakarta) singgah di rumah bapak H. Muhammad Dahlan (pemilik perkebunan), H. Muhammad Dahlan berdomisili di Pasar Jum’at Jakarta Selatan.

Setelah istirahat yang cukup, rombongan Ustadz Farhan diantar ke Bogor menuju tempat yang dijanjikan untuk mendirikan pesantren. Sejak saat itulah kegiatan belajar mengajar al-Qur’an yang diasuh oleh Ustadz Farhan dimulai.

Kurang lebih 9 tahun di PP Asmau’ Husna atas kemurahan Allah melalui hamba-Nya, Muhammad Farhan diberi kepercayaan untuk membeli sebidang tanah demi kemaslahatan ummat. Dari modal sebidang tanah, disertai do’a dari para orang tua dan guru-guru HM. Farhan Usman itu akhirnya bisa berdiri musholla, Asrama Putra, asrama Putri, dan madrasah/aula. Dan ustadz Farhan pun mendirikan pesantren sendiri. Atas anjuran Hadlorotussyaikh KH. Mufid Mas’ud, pesantren baru itu diberi nama PONDOK PESANTREN RAUDLOTUL QUR’AN (PPRQ)

Sistem pendidikan di PPRQ sama dengan sistem pendidikan yang ada di pondok-pondok takhasus menghafal al-Qur’an. Namun Ustadz Farhan lebih menekankan pada rasa tanggung jawab pada setiap individu. Contohnya santri boleh saja tidak mengaji tetapi harus tetap berani untuk disimak setiap saat.

Setiap jam 07.00 sampai dengan Dhuhur, santri diwajibkan masuk madrasah dengan diisi kajian-kajian kitab yang mendukung santri menjalankan syari’at Islam, seperti kitab Fiqih, kitab tauhid, kitab akhlaq, dan tentu saja kitab tafsir.

Pesantren Terpencil Dengan Segudang Prestasi

Musabaqoh Tiwatil Qur’an (MTQ) maupun Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ), merupakan salah stu ajang untuk syi’ar al-Qur’an. HM. Farhan Usman sebagai pengasuh PPRQ merasakan seandainya hanya mengandalkan pesantren yang berada di daerah yang terpencil, tentu kumandang al-Qur’an tidak akan bisa terdengar oleh masyarakat luas. Maka berbekal pengalaman dan arahan KH. Mu’tasjimbillah, SQ. MPd.I (Pengasuh PP. Sunan Pandanaran Yogyakarta pengganti Hadlorotussyaikh KH. Mufid Mas’ud), yang pernah menjadi juara STQ Nasional bahkan masuk rangking 10 besar tingkat internasional bidang tafsir al-Qur’an, KH. Farhan pun mengikuti jejak itu. Dengan restu dari Hadlorotussyaikh KH. Mufid Mas’ud, pada tahun 1990 KH. Farhan mengikuti STQ Nasional di Jakarta di bidang Mufasir bahasa Arab dan mendapatkan rangking II. Pada tahun berikutnya 1991 mengikuti lagi STQ tingkat Nasional di Palangkaraya dan mendapat rangking ke II dalam bidang Mufasir Bahasa Arab.

Berbekal pengalamanya mengikuti STQ Nasiional itu, KH. Farhan Usman mulai mengutus santrinya untuk mengikuti MTQ maupun STQ dari tingkat Kabupaten, Propinsi bahkan masuk ke tingkat Nasional, prestasi yang menakjubkanpun diperolehnya. Pada tahun 1994, Hj. Dewi Nur Atiqoh menjdi Juara III MTQ Nasional di Pekan Baru bidang Mufasiroh bahasa Arab. Tahun 1995, lagi-lagi Hj. Dewi Nur Atiqoh diberi

kesempatan untuk menjadi juara I STQ nasional di Palu Sulawesi bidang mufasiroh bahasa Arab. Tahun 1997, H. Musta’in mendapatkan juara I STQ Nasional di Ambon bidang Mufasir bahasa Arab. Tahun 2001, Iffah Fitriyah, Juara Harapan III STQ di Jakarta bidang Mufasiroh bahasa Arab. Tahun 2003, Ade Zaenal Muttaqin, Juara I MTQ Nasional di Mataram, bidang MHQ 10 Juz. Pada tahun 2006, Taufiq Baihaqi Marfa’ung, Juara I MTQ Nasional bidang Mufasir bahasa Inggris.H Ade zainal Muttaqin juara II MTQ Nasional di Banten bidang MHQ 20 juz putra tahun 2008. Pada tahun yang sama Yayat Sukriyati menjadi juara I MTQ Nasional di Banten bidang MHQ 20 juz putri.

“Kita mengikuti musabaqoh dengan tujuan menjadi yang terbaik. Terbaik di Mata Allah dan di mata manusia,” begitu pesan Hadlorotussyaikh KH. Mufid Mas’ud kepada KH. Farhanh ketika pertama kali meminta izin untuk mengikuti MTQ maupun STQ. Dan pesan itu akan selalu disampaikan KH. Farhan kepada santrinya yang akan mengikuti STQ maupun MTQ.

“Semua itu berkah kemurahan Allah dan berkah do’a para guru kami, lebih khusus lagi do’a dari Hadlorotussyaikh KH. Mufid Mas’ud”, tutur KH. Farhan Usman menutup perbincangan dengan penulis. [kb/rhqn]

sumber : http://koranbogor.com

Ibu, Ayah Ajari Aku Al-Quran

Ket Gbr. Ust. Syafi'i sedang mengajar Al Qur'an pada santriwati yang masuk sekolahnya siang, jadi mengaji/belajar Qur'annya pagi hari.

Saya teringat ketika saya bekerja disebuah perusahaan swasta di Jakarta, ada seorang ayah yang mengatakan “bila anak diselimuti oleh Al-Qur’an maka anak kita akan dilindungi oleh Allah dari kehidupan dan perkembangan zaman yang yang semakin brutal”

Ungkapan itu membuat saya berfikir dan coba lebih memperhatikan fenomena saat ini, banyak orang tua yang sangat khawatir terhadap pergaulan yang bebas dan pendidikan yang tidak menghasilkan banyak hal positif bagi perkembangan anak-anak. Walaupun sudah diberikan dan dipilihkan tempat yang terbaik bagi perkembangan anak–anak mereka, satu hal yang sangat penting bagi orang tua adalah, berharap anaknya kelak menjadi yang terbaik. Namun harapan demi harapan tertinggal nan jauh disana, tetap saja anak–anak sekarang menghadapi kesulitan mendapatkan culture yang Islami. Padahal banyak sekolah yang berlabel Islami, bila dilihat hasilnya hanya sekedar polesan nama saja. Output dari pendidikan yang ada sama seperti pendidikan pada umumnya, ini membuktikan bahwa kita harus memiliki terobosan–terobosan baru dalam melahirkan generasi rabbani.
Sekolah yang kita cintai ini (RUMAH TAHFIDZ) Jakarta Islamic School, memiliki responsibility yang sangat besar untuk “Melahirkan generasi khalifah Qur’ani, Menjadi Khalifah Hafidz dan Hafidzoh, Memiliki Pengetahuan yang luas (International), Akhlaq yang mulia, Cerdas, menjadi Pelajar yang sukses dan memiliki jasad yang kuat."
Al-Qur’an dapat membuat anak menjadi CERDAS, itu karena otak akan terus berproses bila anak senang dan mencintai Al-Qur’an. Bila ia mencintai dan biasa membaca dan mengkaji isi Al-Qur’an dimasa tuanya tak akan mudah pikun apalagi dia menghafal Al-Qur’an maka Allah menjamin orang tuanya akan diberikan penghargaan oleh Allah yaitu Al-Qur'an SEBAGAI PEMBELA DI HARI AKHIRAT, seperti kisah dibawah ini :
Abu Umamah r.a. berkata : "Rasulullah S.A.W telah menganjurkan supaya kami semua mempelajari Al-Qur'an, setelah itu Rasulullah S.A.W memberitahu tentang kelebihan Al-Qur'an."
Telah bersabda Rasulullah S.A.W : "Belajarlah kamu akan Al-Qur'an, di akhirat nanti dia akan datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya."
Ia akan datang dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, "Kenalkah kamu kepadaku?" Maka orang yang pernah membaca akan menjawab : "Siapakah kamu?"
Betapa bahagianya kita sebagai orang tua, yang memiliki anak sholeh, cerdas dan lebih–lebih sebagai asset dunia dan akhirat yang hakiki, yang menjamin pertemuan kita dengan Allah kelak di surga-Nya amiin.
Maka berkata Al-Qur'an : "Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari."
Kemudian berkata orang yang pernah membaca Al-Qur'an itu : "Adakah kamu Al-Qur'an?" Lalu Al-Qur'an mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca mengadap Allah S.W.T. Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya.
Pada kedua ayah dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya : "Dari manakah kami memperolehi ini semua, pada hal amal kami tidak sampai ini?"
Lalu dijawab : "Kamu diberi ini semua kerana anak kamu telah mempelajari Al-Qur'an."
Subhanallah, sungguh luar biasa, kita sedang diberikan kesempatan oleh Allah SWT, untuk berinvestasi, investasi yang tak terhitung nilainya.
Anak adalah detik, anak adalah menit, anak adalah jam, anak adalah hari, anak adalah malam, anak adalah segalanya dalam kehidupan kita. Anak adalah hati kita, pikiran kita, penglihatan kita, pendengaran kita, tangan dan kaki kita, hembusan nafas kita, sampai dia adalah sosok yang selalu muncul dalam mimpi kita, dan dia adalah tesesan air mata kita, dia adalah isi pikiran kita, dia adalah isi do’a–do’a kita yang tak terlewatkan, harta sebesar atom dalam panggung dunia ini.
Semangat hidup hadir karena dia, senyum manis mekar karenanya, mata terbuka disiang dan malam hari karena keberadaanya, tangan yang berat ringan karena motivasinya, kaki yang lumpuh berlari kencang karena dorongannya, rasa malas yang menyelimuti hilang karena amanah yang ada, karena dia adalah KUNCI PINTU SURGA, dia adalah investasi kehidupan yang akan menjamin kita bertemu atau tidak dengan Sang Pencipta.
Marilah kita bersama, membangun generasi masa depan, yang akan menjadi pelita penyinar terang dalam kehidupan sejati. Saling membahu dan tolong menolong dalam mempersiapkan generasi qur’ani, yang akan mengizzahkan islam dipersada ini.
Ada beberapa tips yang bisa diterapkan, untuk menambah perbendaharaan metode–metode yang sudah ada dirumah yang perlu saya sampaikan, semoga dengan beberapa tips ini akan memberikan solusi dalam belajar menghafal Al-Qur’an di lingkungan rumah kita, agar mempermudah pengakraban anak–anak kita dengan Al-Qur’an :
1. Perhatian dan partisipasi orang tua. Dalam mendidik anak mencintai Al-Qur’an, kita (orang tua) harus memberikan perhatian khusus pada anak.
2. Lingkungan harus kondusif, lingkungan keluarga dan sekitar bisa memberikan nuansa yang baik dalam upaya mempelajari, menghafal dan memahami Al-Qur’an. Tempat menghafal membutuhkan tempat yang kondusif, tenang, aman tidak ada ganguan dari luar.
3. Memperhatikan pergaulan sehari–harinya, kita berusaha menghadirkan lingkungan qur’ani setiap waktu dilingkungan rumah kita.
4. Anak harus dibiasakan membaca Al-Qur’an secara teratur dan istiqomah.
5. Berikan waktu khusus untuk menghafal, contohnya setiap selesai sholat magrib, isya’dan subuh.
6. Berikan target khusus untuk belajar dan menghafal Al-Qur’an, contohnya membaca Al-Qur’an 5 ayat setiap setelah atau sebelum sholat (memiliki jadwal khusus )
7. Membiasakan sebelum mengjerjakan setiap pekerjaan (belajar) diusahakan untuk menghafal Al-Qur’an minimal 1 ayat.
8. Dalam mempelajari Al-Qur’an harus memakai metode yang bervariatiaf, diselingi cerita (bisa cerita tentang isi Al-Qur’an), bermain, atau bisa dengan alat–alat yang mendukung untuk mempelajari Al-Qur’an tersebut (visual/vidio, kaset,dll), dengan begitu anak akan menjadi senang dan mudah mempelajari dan memahami Al-Qur’an.
9. Orang tua ( Ayah dan Ibu ) harus saling bahu membahu dalam menjadikan dan mensukseskan anak dalam mempelajari, Menghafal Al-Qur’an.
10. Orang tua dan guru disekolah harus membangun komunikasi yang efektif, dalam rangka mengembangkan dan memberikan dukungan penuh kepada anak–anak disekolah dan dirumah.
Saya yakin guru dan semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi anak–anaknya, amanah ini harus dijaga dan dipelihara karena dia adalah salah satu kunci kita masuk kedalam surga.
Oleh karena itu rasanya penting untuk saling berbagi dalam hal ini, sekolah adalah salah satu tempat menimba ilmu, belajar untuk mengerti dan memahami, belajar untuk menerapkannya, belajar untuk menyampaikan kepada orang lain. Rumah juga adalah tempat belajar yang efektif, tepat dan cepat, karena mereka bersama guru yang pertama, guru yang dimuliakan Allah, guru tercinta, guru yang menjadi kunci mereka masyuk surga, dia adalah Ibunya, dia adalah Ayahnya.
Amin Yaa Robbal ‘Alamin.
Wallahu a’lam bissowaf

Rabu, 03 Juni 2009

10 Tips Menghafal Al Qur’an

“Sebenarnya, Al Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zhalim (QS. Al Ankabut : 49)



















1. Niat ikhlas dan tekad kuat

Menghafal al Qur’an adalah amal mulia. Tapi tanpa niat ikhlas hanya untuk mendapat ridha-Nya, kemuliaan dan selamat dari siksa, amalan hanya akan sia-sia. Apresiasi dari manusia berupa pujian, penghormatan dan rasa segan hanyalah sementara. Jangan sampai semua itu menodai amal kita atau bahkan menjadikan pahalanya musnah dan amalan pun sia-sia

2. Berdo’a dan berusaha keras menghindari maksiat

Memohonlah kepada Allah, karena do’a orang mukmin takkan pernah sia-sia. Memintalah agar Allah berkenan menganugerahkan nikmat hafalan al Qur’an pada kita. Tentang maksiat, adh Dhahak bin Muzahim berkata, ”Tidaklah seseorang mempelajari al Qur’an lalu ia lupa akan hafalannya, melainkan karena dosa yang dilakukannya.”

3. Mempelajari tajwid dan tahsin

Mempelajari tajwid dan tahsin dalam menghafal al Qur’an adalah hal yang tak bisa ditawar. Sangatlah ironis jika hafal banyak ayat, tapi bacaannya masih salah dan kurang fasih.

4. Mengulang (tikrar) dan memperdengarkan (tasmi’) hafalan

Hal ini akan membantu pemindahan memori dari otak kiri yang cepat hafal tapi mudah hilang ke otak kanan yang lamban tapi dapat bertahan lama, sekaligus koreksi bacaan berupa ayat atau kalimat yang terlewat.

5. Shalat dengan bacaan yang telah dihafal

Dengan hafalan baru, kita membuat bacaan shalat kita lebih bervariatif dan lebih beratsar (berbekas)

6. Memahami makna ayat

Memahami makna ayat adalah jurus ampuh memudahkan hafalan. Terutama ayat-ayat yang berisi kisah dan hukum

7. Berusaha mengamalkan

Para shahabat tidak berpindah dari mempelajari 10 ayat sebelum mengamalkannya.

8. Bergabung dalam kelompok

Dengan berkumpul bersama penghafal, semangat dan keistiqomahan kita dapat terjaga.

9. Gunakan satu jenis mushaf

Bergonta-ganti mushaf berefek kurang baik pada hafalan. Dengan menggunakan satu mushaf, kinerja otak akan terbantu dan hafalan pun akan lebih lancar.

10. Memanfaatkan usia emas dalam menghafal

Usia emas untuk menghafal yang dimaksud adalah usia antara 5 sampai kurang lebih 23 tahun. Pada usia ini kekuatan hafalan sangat bagus. Adapun usia setelahnya, bukan berarti kesempatan menghafal tertutup. Karena menghafal adalah pekerjaan ketekunan dan kesabaran, siapa yang tekun dan sabar, hasil yang dicapai insyaallah tetap memuaskan. (Disarikan dari: Cara cerdas menghafal al Quran, Dr. Raghib A)

HAFALAN AL-QUR'AN DALAM KELUARGA


Beberapa bulan yang lalu, Ustadzah Yoyoh Yusro salah satu anggota dewan dari fraksi PKS memberikan sebuah ceramah yang cukup menarik tentang bagaimana sebuah keluarga menjadi keluarga dakwah yang mencetak generasi-generasi yang mampu menggantikan dan mengisi kekosongan-kekosongan dalam sebuah peradaban.
Beliau banyak menyinggung tentang hafalan al-qur’an dalam diri aktivis dakwah dan keluarga para aktivis. Beliau bercerita tentang para ummahat dari Palestina yang datang ke Indonesia, bahwa ketika mereka berbicara di depan umum, mereka selalu ta’aruf dengan menyebutkan nama, status, dan berapa juz hafalan Al-qur’annya. Dan subhanallah, rata-rata mereka telah hafal 30 juz Al-qur’an, sementara kita ketahui bersama bahwa Palestina adalah negara yang selalu dihujani konflik, bom, dan tembakan di mana-mana bahkan untuk sholat pun nyawa menjadi taruhannya, namun mereka mampu menjadi hafidzhoh yang handal bahkan anak-anak mereka pun demikian.

Sedangkan di Indonesia masih bisa kita hitung para penghafal Al-qur’annya, padahal kalau menurut saudara-saudara kita di luar Indonesia, Indonesia itu ibarat “Syurga Dakwah”, sebuah negara mayoritas muslim dan islam bertebaran di mana-mana, kita merdeka dalam melakukan ibadah, fasilitas lengkap, dan kondisi sangat mendukung untuk menjadi para penghafal, tetapi kenyataannya sangat jauh dari yang diharapkan.Baru-baru ini Ustadzah memberikan ceramahnya dengan lebih spesifik, bagaimana sebuah keluarga aktivis dakwah mampu memelihara hafalan Al-qur’an baik antara suami, istri, dan anak-anaknya. Point penting dari ceramah ustadzah adalah sebagai berikut :

1. Al-qur’an tidak akan mendekat pada orang yang menganggapnya sulit, so hendaknya kita mempunyai perspektif bahwa menghafal Al-qur’an itu tidak sulit

2. Suami bertanggungjawab untuk meningkatkan bacaan dan hafalan al-qur’an sang istri

3. Para istri harus rajin setor hafalan pada suami baik dalam keadaan susah maupun senang

4. Kewajiban pada Allah konsisten dilaksanakan, maka Allah pasti memberi kemudahan karena sayang Allah pada seorang hamba lebih sayang daripada seorang ibu pada anaknya

5. Tidak ada halangan bagi mereka yang tinggal di negara yang mayoritas nonmuslim untuk hafal Al-qur’an

6. Para suami juga harus menjaga hafalannya

7. Allah Maha Tahu tentang keinginan-keinginan kita, maka kalau kita ingin kita dan anak kita hafal alquran, insyaAllah Allah akan mengabulkan do’a-do’a kita

8. Melatih anak-anak untuk menghafal Al-qur’an sejak masih kecil, dimulai dengan surat- surat pendek terlebih dahulu, cara menghafal dapat disesuaikan dengan kondisi anak, bisa sambil mendengar vcd Al-qur’an atau dengan cara permainan, semua tergantung sang Ibu yang mendidiknya

9. Shalat tepat waktu karena waktu kita akan menjadi berkah

10. Bangun malam untuk melakukan shalat qiyamul lail

11. Shalat subuh dan ashar tepat waktu, karena pada waktu-waktu tersebut malaikat mendoakan kita

12. Apa yang bisa kita berikan untuk dakwah ini, maka Allah akan memberi keberkahanDemikianlan point penting dari ceramah beliau. Sungguh, sebuah tulisan tak akan ada manfaatnya jika hanya sekedar ditulis dan dibaca melainkan diaplikasikan dalam kehidupan kita. InsyaAllah.

Cara Yang Paling Mudah Menghafal Al-Qur'an


Oleh
Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan

Pertanyaan.
Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan ditanya : Apa nasihat anda kepada para pemuda dalam menempuh cara yang paling mudah untuk menghafal Kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala ?
Jawaban.
Al-Qur’an itu dimudahkan dan sangat mudah menghafalnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk dijadikan pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” [Al-Qamar : 17]
Dan yang menentukan adalah kemauan orang dan ketulusan niatnya. Bila dia memiliki kemauan yang tulus dan keseriusan terhadap Al-Qur’an, maka Allah akan memudahkan dia untuk menghafalnya dan memudahkan Al-Qur’an untuk dihafal.

Ada beberapa hal yang membantu dalam mengahafalnya, seperti mengkhususkan waktu yang sesuai setiap hari. Engkau belajar kepada guru Al-Qur’an di masjid dan Alhamdulillah guru-guru Al-Qur’an sekarang sangat banyak (di Saudi, -pent). Engkau tidak mendapatkan satu perkampungan melainkan pasti di dalamnya ada orang yang mengajarkan Al-Qur’an. Ini kesempatan yang mulia sekali yang zaman dahulu belum pernah terjadi.

Maka seharusnya saudara kita ini memilih halaqah atau guru yang ada itu dan selalu hadir bersama guru tersebut sampai hafalannya tamat.

Engkau juga harus mengulang-ulang apa yang telah engkau baca, dua kali, tiga kali dan seterusnya, sampai hafalan itu melekat di hati dan ingatanmu. Dan kewajibanmu adalah mengamalkan Kitab Allah ini, karena hal itu merupakan wasilah (sarana) yang paling agung untuk mempelajarinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya : Dan bertakwalah kamu kepada Allah : Allah mengajarmu ; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” [Al-Baqarah : 282]

[Disalin dari buku 70 Fatwa Fii Ihtiraamil Qur’an, edisi Indonesia 70 Fatwa Tentang Al-Qur’an, Penyusun Abu Anas Ali bin Husain Abu Luz, Penerbit Darul Haq]

"Sudahkah kita membaca Alqur'an hari ini?
Berapa kali dalam sebulan kita mengkhatam Al qur'an."
( Khairukum man ta'allamal qur'an wa 'allamah).
SOMEDAY IS TODAY, DO IT NOW OR NEVER

TIPS OF THIS DAY
“Didiklah anakmu dengan 3 perkara: mencintai Allah, mencintai Rasul dan belajar Al-Qur’an” (Al-hadits)