Jumat, 24 April 2009

Butuh Obat Tidur Baca Al Qur'an

Judulnya aneh-aneh ya.....hehehehe....., bener loh Al Qur'an bisa jadi obat tidur, nggak percaya bisa di praktekin sendiri untuk bereksperimen dalam menemukan obat tidur yang paling aman dan tanpa efek samping.

Kesimpulan ini berdasarkan pengalaman saya pribadi. Beberapa tahun yang lalu saya mengalami tekanan hidup yang sangat besar, dan mungkin tekanan hidup tersebut merupakan yang terbesar yang pernah saya hadapi sampai saat ini. Saya stress, depresi. Efeknya bisa ditebak, saya tidak enak makan, nafsu makan tidak ada, perut terasa mual ingin muntah, kembung, kepala pusing, pening-pening, mudah sakit. Semangat hidup tidak ada, putus asa dengan kondisi hidup, ingin marah tapi pada siapa, binggung. Bertanya kepada ulama atau guru tidak menemukan ketenangan hidup.

Akhirnya saya terus mencari pokok permasalahannya, kemudian terus berupaya mencari jalan keluarnya. Selain silaturahmi kepada ustadz-ustadz, kyai-kyai, gus-gus, ulama-ulama, akhirnya terjadi sedikit pencerahan, tapi masih binggung....

Waktu mendengar lagunya opick... "Tombo Ati" yang penggalan syairnya seperti ini "Tombo Ati iku limo sak wernane, kaping siji moco qur'an sak maknane..." dst. (Obat hati itu ada lima macam, yang pertama membaca qur'an dan artinya..."). Saat itu saya langsung tergugah... kenapa selama ini aku harus memikirkan masalah demi masalah yang tidak ada habisnya, bukankan masalah itu datang juga karena kehendak dan Takdir Allah terhadap hidupku.

Pada malam-malam sebelumnya aku seing mengalami insomia atau sulit tidur, mudah sekali terjaga dan sulit untuk tidur lagi, begitu terjadi tiap hari, hati ingin menjerit, ingin lari sekencang-kencangnya, ingin terjun bebas ke jurang yang tak bertepi...., terus menerus akhirnya badanku kurus mataku cekung, tubuhku lemah tak bertenaga..., sering mengantuk di tempat kerja... akhirnya aku jatuh sakit, berobat ke klinik perusahaan, diberi obat penenang atau obat tidur, tapi hanya berefek beberapa jam saja, yang selanjutnya mata sulit sekali dipejamkan lagi.

Aku tidak bisa seperti ini terus menerus...., kucoba membangkitkan semangat ibadahku, kupanjangkan sujudku, kumenangis dikeheningan malam.... "Yaaa Allah.... jikalau engkau masih mengijinkan hamba untuk hidup, berikanlah umur yang berkah dan manfaat, jika hidupku masih ada manfaat didunia ini, karuniakanlah kepada hamba kekuatan dan jalan keluar menghadapinya", "Yaaaaa.... Rabb.... dengan keagunganMu, KekuatanMu, kebesaranMu, kasih sayangMu, KekuasaanMu.... berkenanlah meridhoi jalan hidup hamba ya Allah...."... Aku terus menangis, tak kuasa aku akhirnya lari ke lantai tiga di pondok pesantrenku kala itu.... diatas lantai yang langsung beratapkan langit malam yang penuh bintang dan cahaya lembut bulan purnama...." Aku menjerit dalam keheningan malam.... Ku memanggil-manggil "Yaaaaa AAAA ALLAH....." ku terjatuh sujud simpuh dalam kebesaran alam ciptaannya.... "beri hamba petunjuk Ya Rahman... Yaa Rahim....., Ampuni dosa dan kesalahan serta kebodohan dan kedunguaan hamba Yaa Ghafur......."

Saat aku sudah memasrahkan total hidupku...., hatiku terasa lebih tenang..., damai...Pelan-pelan kumelangkah lagi dengan tertatih-tatih dengan sisa semangat hidup yang kumiliki. Kemudian Aku mencari kyai yang hafal Al-Qur'an. Alhamdulillah dimudahkan Allah sehingga selang beberapa hari kemudian aku bertemu dengan belia, kemudian meminta ijin beliau untuk diijinkan mengaji atau belajar Al-Qur'an pada beliau. Alhamdulillah beliau mengijinkan...

Jadilah aku sering berinteraksi dengan Al Qur'an, malam-malam berganti, setiap malam jika hatiku resah, gelisah... saat mata sulit untuk dipejamkan...., aku mengambil air wudhu.... ku basuh mukaku dengan berharap keridohan Allah agar terbasuh juga jiwa dan hatiku yang kotor agar kembali bersih.....
Kuraih mushaf Al Qur'an... kubaca, ada gerimis haru di hati..., mataku berkaca-kaca kuusap kembali..., lama kubaca..., 1 lembar, 1 juz...., sampai tak terasa hampir 2 juz, rasa kantuk muncul, aku menguap pelan...., hati terasa lebih tenang...., kututup dengan doa dan kuletakan Al Quranku diatas almari. Kurebahkan diriku, pelan-pelan kucoba tidur...
Alhamdulillah hari demi hari, malam demi malam tak terasa insomiaku sudah tidak lagi muncul, pelan-pelan dengan keyakinan yang kubangun sedikit-demi sedikit aku melangkah dengan semangat lagi menjemput hari esok....

Kawan... tidak ada kekuatan selain kekuatan Allah..., Tidak perkataan yang mulia selai bacaan Al Qur'an, mari kita bersama-sama untuk mempelajarinya, membacanya dengan penuh tadabbur, menhafalkannya agar selalu kita mengingatnya, dan yang terpenting kita mengamalkannya sehingga Akhlaq kita, pribadi kita merupakan Akhlaq Al Quran sepertin Akhlaq manusia pilihan, penutup para nabi, tauladan terbaik, manusia terbaik yang pernah hidup beliaulah Rasululloh Nabi Besar Muhammad SAW, yang kita cintai yang kita tauladani dan yang selalu kita rindukan....

Kawan semoga sedikit penggalan artikel yang menuliskan sedikit peristiwa hidup saya ini semoga memberi pencerahan dan kebaikan.... mohon maaf jika ada salah dan kekhilafan....

Rabu, 22 April 2009

Alon-Alon Sing Penting Telaten

Boso Opo iku....? hehehe.... (Bahasa Apa itu?), "Alon-Alon Sing Penting Telaten" artinya Pelan-Pelan yang Penting Rutin. Kalimat ini yang pernah dinasehatkan Pak Ustadz kepadaku usai setoran hafalan Al Qur'an.

Saat itu aku memang merasakan kegundahan, dimana hafalanku sulit sekali bertambah dikarenakan kesibukan ditempat kerja yang tak pernah habis, juga karena beban pikiran yang lainnya... Sungguh merasakan kegundahan yang menurunkan tensi tekad dan semangatku.

Mungkin kegundahan ini terpancar dalam aura jiwaku, aura wajahku saat setoran hafalan waktu itu. Alhamdulilah ternyata meskipun setoran dengan perasaan seperti itu justru Al Qur'an terasa sangat dekat denganku, sehingga bacaan setoranku lancar dan mengetarkan jiwaku. Mungkin menyadari perubahan kejiwaanku seperti itu, Pak Ustadz kemudian menasehatiku...

"Alhamdulillah lancar setoran hafalannya mas ..." Pak Ustadz memujiku...
"Alhamdulillah Pak Ustadz" jawabku

"Alon-Alon Sing Penting Telaten, Ditelateni mawon mas..., (Pelan-Pelan yang Penting Rutin, Dirutinkan setiap waktu mas...) InsyaAllah jika saatnya nanti Allah akan memberikan khatam hafalannya" Pak Ustadz menasehatiku dengan penuh kasih sayang.

"Amin.... Inggih (Ya) pak Ustadz...." Jawabku dengan mata berkaca-kaca karena terharu akan nasehat yang penuh makna. Hatiku bergetar halus.... Subhanallah... Maha Suci Allah... Mengapa aku harus gundah, bukankah harusnya aku bersyukur Allah masih berkenan menanamkan Al Qur'an dalam hatiku meskipun masih belum kesemuanya. Alhamdulillah Yaa Allah... atas perkenanmu membukakan hikmah ilmu ini kepada hamba....

Saudara-saudaraku...., jangan pernah merasa terlambat untuk belajar.... karena siapa tahu dengan keterbatasan waktu yang kita miliki Allah memberikan berbagai hikmah dan pelajaran bagi kita untuk lebih mengenal kebesaranNya, keagunganNya, Kasih SayangNya kepada kita.

Semangat... Untuk memperbaiki diri... Tak Kenal lelah untuk melangkah... Tak kenal henti untuk terus bangkit.... InsyaAllah dengan izinNya tujuan yang kita tuju akan bisa kita capai. Amin... Dengan terus berharap agar Allah selalu menuntun kita ke jalan yang diRahmati & diRidhoiNya...Amin....

Jumat, 17 April 2009

Al Qur'an Ibarat Wanita, Yang Ingin Selalu di Sayang

mmm.... judulnya agak aneh ya.... hehehe.... bisa jadi memang sedikit memberikan makna yang pernah saya tangkap usai menyetorkan hafalan Qur'an yang saya miliki kepada Pak Ustadz yang hafal Al Qur'an (Hafidz). Kala itu selepas pulang bekerja, saya menuju Masjid Baiturrozaq Citraraya Surabaya untuk mengejar waktu segera sampai, karena selepas Sholat Magrib, ada setoran hafalan Al Qur'an.

Karena kesibukan ditempat kerja yang begitu padat, akhirnya dalam seharian tidak sempat pegang Al Qur'an untuk sekedar mengulang hafalan yang akan saya setorkan saat magrib tersebut. Akhirnya sesampai di Masjid, saya segera menaruh tas, ganti sarung kemudian mengambil handuk dan sabun untuk segera mandi. Segar rasanya badan dan otak, kubuat serileks mungkin agar seluruh sarafku mengendur.... Alhamdulillah....

Ku lihat jam sudah menunjukan 17.35 WIB, sebentar lagi sudah akan azan magrib, ini terdengar dari salah satu petugas masjid (cak arif) yang sudah menyalakan murottal (baca'an Al Qur'an) di pengeras suara. Sayup-sayup terdengar Surah Al Fatihah, berlanjut ke Al Baqoroh...., terdengar merdu dan syahdu, hati terasa gerimis dan tergetar....

Segera mungkin saya memakai baju sholat (baju koko/taqwa/muslim), kemudian mengambil mushaf (Qur'an) kecilku, dan segera kumasukan dalam saku kanan baju putihku. Dan segera ku melangkah ke lantai atas untuk mempersiapkan diri Sholat Magrib.

Mumpung masih ada sedikit waktu, aku segera mengambil mushafku dari saku baju, kubuka pada Juz 4, Surah Annisa', Kaca (halaman) ke 16 dari 20 kaca di surah Annisa'. Kubaca setartil mungkin, pelan dan kurasakan sedikit demi sedikit....

Selang 5 menit kemudian, cak arif mengumandangkan Azan.....
Selepas Sholat Magrib berjama'ah, Kami para santri segera duduk bersila berbaris menunggu Pak Ustadz yang sedang menunaikan sholat sunnah ba'diyah magrib.

Setelah pak ustad menempati kursi kecil, dan duduk bersila, salah satu temanku segera maju, dan menyetorkan hafalannya sayup terdengar sedang menyetorkan Surah Al Imron, Juz 3. Sambil menunggu kesempatan giliran setoran, aku pergunakan untuk mengulangi hafalanku kembali.

Sesaat kemudian, aku maju untuk storan. Sebelum mulai, terlebih dahulu aku bersalaman dengan Pak Ustadz, kucium tangannya dengan penuh takzim (hormat). Selanjutnya Dengan penuh kekhusuyu'an dan kosentrasi, aq membaca Ta'awudz dan Al Fatihah, kemudian berdoa minta maaf diri dan kedua orang tua, juga minta agar diberi kelancara lisan saat storan.

A'udzubilllahi minassaythonirrojim.... Bismillahirrohmaninrrohim.....(Al Fatihah)....
















Kututup dengan Shodaqollohuladzim.....


Usai setoran Pak Ustadz memberi nasihat.... "Alhamdulillah sudah Juz 4, Surah Annisa'..., Al Qur'an itu ibarat wanita yang selalu ingin dirayu atau dalam arti diberlakukan dengan lemah lembut, sehingga Qur'an kemantil (lengket terus)." Sambil menyungingkan senyum... aku pun ikut tersenyum. Aku hanya bisa menjawab..., "Ngeh Pak Ustadz..." dengan senyum-senyum malu....

"Ngeh Mpun...." Pak Ustadz mengakhiri dialog singkat itu sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Aku Pun Meraih tangannya dan kucium dengan penuh takzim....

Kemudian aku kembali kebaris antrian tempatku duduk sebelumnya....
Sambil menunggu waktu isya', aku sempatkan untuk nderes (mengulangi baca'an/hafalan) juz 1.

Bagaimana menurut teman-teman.... dengan nasihat Pak Ustadz tersebut?
Kalau menurut saya pribadi, coba kita buat alur pertanyaan sbb :

Tanya : "Bukankah Al Qur'an adalah Firman/Kalam Allah yang menjadi petunjuk bagi orang-orang yang beriman?"
Jawab : Coba Teman2 Jawab (Kalau saya pasti jawabnya "Ya")
Tanya : "Apakah Al Qur'an itu sebuah kitab suci?"
Jawab : "Pasti Ya"
Tanya: "Jika memang sebuah kitab suci, Apakah kita menyucikan dan mencintai Al Qur'an?"
Jawab:"Tentu Donk..."
Tanya: "Jika kita mencintai Al Qur'an, coba samakan saat kita mencintai seseorang, Bagaimana cara kita bertutur kata, bersikap?"
Jawab:"Ya semanis dan selembut atau semesra mungkin dong"

"Betul skali..., sudah terjawab bukan..... ".... memang nasihat pak Ustadz agak terkesan aneh..., tapi maksud dari nasihat tersebut begitu dalam....Karena dengan kita membaca Al Qur'an sama halnya kita sedang mengajak Al Qur'an berbicara atau berdialog karenanya merupakan anjuran yang wajib bagi para penghafal Al Qur'an untuk berusaha setartil mungkin dalam membaca Al Qur'an dengan Tajwid (Panjang Pendek, dll) dan Mahroj (Sifat huruf hijaiyah) serta fasoha (pelawafalan dalam lisan) yang benar.

Sekiana dulu artikelnya....
Mari kira bercengkrama dengan Al Qur'an dengan penuh kemesraan atau tadabbur...
Maaf jika ada yang kurang berkenan..., masih dalam tahap belajar....

Rabu, 15 April 2009

Membaca atau Menghafal Al Qur'an tidak harus di Masjid

Membaca judulnya mungkin ada beberapa pembaca yang kurang setuju, dengan alasan "Bagaimana bisa?, bukankah Masjid tempat paling utama (afdhol) untuk membaca Al Qur'an". Saya pribadi sangat setuju dengan dalil tersebut, memang Masjid merupakan tempat yang paling mulia, karena Masjid adalah Baitullah/Rumah Allah.

Namun saya mencoba untuk membuka wacana ini berdasarkan pengalaman saya dalam proses menghafalkan Al Qur'an. Saya katakan proses karena dalam menghafalkan Al Qur'an kita akan merasakan beberapa hal seperti kenyamanan, ketenangan dan perasaan yang timbul pada saat proses tersebut.

Kemarin pagi selepas sholat subuh, aku coba mencari suasana yang berbeda untuk menghafalkan Al Qur'an. Aku ambil sepeda pancalku, sambil memasukan Mushaf Qur'an Kudus kecilku kemudian kuarahkan sepeda mengelilingi kompleks Perumahan Citraraya, tepat di tempat yang tenang, sepi, sejuk dan rindangnya pepohanan kuparkirkan sepeda pancalku, kemudian dengan membaca ta'awudz dan basmalah, aku memulai proses hafalanku per ayat terus ku ulangi sambil sesekali memandang hijaunya tanaman dan rumput hijau yang terhampar di hadapanku. Rasanya damai, tenang, penuh kesejukan dalam jiwa dan hatiku, akhirnya tak terasa 1 halaman Al Qur'an telah berhasil ku hafalkan. Alhamdulillah ...., kukayuh sepedaku menuju Masjid Baiturrozaq tempat dimana aku dan beberapa rekanku tinggal untuk menghafalkan Al Qur'an.

Bagi teman-taman yang mencoba menghafal Al Qur'an bisa dicoba pengalaman baru saya ini....
InsyaAllah membantu.....

Selasa, 14 April 2009

Sregep Nderes, Cepet Lancar Tur Lanyah

Itulah semboyan kami, para santri penghafal Al-Qur'an Pondok Pesantren Taklim dan Tanfidz "Al Munawwir" yang beralamat di Jl. Raya Bungkal No. 104, Sambikerep Surabaya. (Untuk sejarah Ponpes, insyaAllah saya tuliskan dalam posting berikutnya)

Sreger Nderes artinya Rajin untuk membaca dan mengulang hafalan secara terus menerus / istiqomah. Cepet Lancar artinya Cepat Lancar bacaannya atau Lancar hafalannya yang merupakan hasil dari keistiqomahan Nderes tadi. Tur Lanyah artinya Qur'an telah Melekat dalam dirinya, dalam Lisannya dengan bacaan yang sangat lancar, dalam Pikirannya yang selalu teringat dengan Al Qur'an dan dalam Hatinya yang senantiasa rindu untuk bercengkrama dengan Al Qur'an.

Mungkin ini menjadi penjelasan singkat dalam posting saya saat ini, mari kita tanamkan untuk Mencintai Al Qur'an, karena Al Qur'an merupakan kalam/firman Allah yang menjadi penuntun atau pedoman kita dalam mengarungi kehidupan dunia agar senantiasa selamat di dunia dan terpenting di akhirat kelak. amin...

"Sudahkah kita membaca Alqur'an hari ini?
Berapa kali dalam sebulan kita mengkhatam Al qur'an."
( Khairukum man ta'allamal qur'an wa 'allamah).
SOMEDAY IS TODAY, DO IT NOW OR NEVER

TIPS OF THIS DAY
“Didiklah anakmu dengan 3 perkara: mencintai Allah, mencintai Rasul dan belajar Al-Qur’an” (Al-hadits)