Rabu, 20 Januari 2010

Pengalaman Seorang Penghapal Al-Qur’an

Di-kopas (copy paste) dari Facebook : Komunitas penghafal Al qur'an Semoga dapat memberikan pelajaran buat kita semua.. aamiiin..

Saudara kita – Nizar, seorang Manager di PT Telkom, bapak 3 anak, usia 37 th – telah berhasil menghafal Al Qur’an 30 juz dalam waktu yang relatih singkat yaitu sekitar 1,5 th. Subhanallah Alhamdulillah Allahu Akbar.

Berikut ini kisah yang beliau sampaikan dalam acara MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) di masjid Al Hikmah TELKOM Divre 3 Sabtu, 11 April 2009.

Membangun motivasi antara lain dengan cara:

* ketika umroh (alhamdulillah mendapat penghargaan dari perusahaan) berdo’a agar dijadikan oleh Allah sebagai bagian dari orang-orang penghafal Al Qur’an
* menanamkan dalam diri untuk tidak mengingkari nikmat Allah yang telah begitu banyak Allah berikan
* berazam untuk tidak kembali kepada kemaksiyatan (menghambur-hambur waktu, suka marah kepada istri, dll)
* saya harus hafal Al Qur’an sebelum usia 40 th

Metoda yang dipakai oleh beliau dalam menghafal Al Qur’an antara lain sebagai berikut:

* Kegiatan menghafal didahului dengan belajar tahsin (membaguskan bacaan Al Qur’an). Di sini ditanamkan bahwa kegiatan tahfidz tidak akan berhasil baik jika bacaan (tilawah Al Qur’an) belum baik dan benar sesuai kaidah yang benar. Nizar belajar tahsin di MAQDIS pimpinan ustadz Syaiful Islam Mubarok, Lc, MAg.
* Nizar berusaha menghafal solitair tanpa guru dan sudah berhasil menghafalkan 8 juz, namun untuk menambah hafalan dirasa berat sekali jika tanpa guru, oleh karena itu memutuskan untuk belajar tahfidz (hafalan) di masjid Habiburrahman (PT DI) di bawah asuhan ustadz Abdul Azis Abdur Rauf, Lc (al hafidz)
* Quantum Memori Al Qur’an (sebuah metode yang dipakai oleh Yayasan Baitul Hikmah Bandung yang juga dipakai oleh ESQ-nya Ary Ginanjar Agustian)
* Pilih salah satu dari 2 tipe penghafal:
* TIPE LAMBAT: tidak akan menambah hafalan jika hafalan lama belum sempurna betul, sehingga waktu banyak dipakai untuk mengulang-mengulang hafalan
* TIPE CEPAT: lebih dipentingkan setoran tambahan, jika dirasa sudah hafal, langsung setor kepada pembimbing dengan mengesampingkan terlebih dahulu kegiatan mengulang hafalan

Kiat-kiat yang dipakai Nizar antara lain sebagai berikut:

* Atur kembali ”jadwal hidup”, bangun jam 12 malam, manfaatkan waktu sampai shubuh untuk menghafal yang baru dan mengulang hafalan
* Alokasi waktu yang paling mudah dikurangi adalah waktu tidur, resikonya bulan-bulan pertama bakal ngantuk sebagai tantangan utama, namun selanjutnya akan teratasi
* Memanfaatkan ”waktu-waktu tunggu” untuk menghafal dan mengulang hafalan, antara lain: Menunggu rapat dimulai, Menunggu lampu hijau menyala,Saat-saat macet, ”Waktu break”, daripada ngobrol nggak jelas, lebih baik untuk menghafal
* Beristiqomahlah dalam menghafal dengan cara: Selama menghafal perbanyak beramal sholeh, menjaga sedemikian rupa sehingga sholat fardhu tidak terlambat, meski hanya terlambat takbiratul ihram
* Menambah ibadah sunah (sholat tahajud, sholat rawatib shoum sunah)
* Menjaga perut karena sangat rawan dan berpengaruh terhadap penyakit ”ngantuk”
* Sensitif terhadap makanan yang halal, selalu memperhatikan label halal terhadap makanan kemasan
* Menambah infaq
* Banyak berdo’a agar dimudahkan oleh Allah, karena senjata pamungkas muslimin adalah do’a

Closing remark:
”Kesibukan di kantor tidak mengurangi kesempatan berinteraksi dengan Al Qu’an”

Kiat-kiat yang disampaikan oleh ustadz Abdul Azis Abdur Rauf, Lc (al hafidz):

* Jangan merasa cukup dengan apa yang sudah kita lakukan. ”ah, tadi pagi kan sudah membaca Al Qur’an, sekarang tidak perlu”. ”ah, kemarin kan sudah, sekarang tidak usah” harus dihilangkan.
* Berusahalah untuk merasakan kenikmatan dan mendambakan kenikmatan berlama-lama berinteraksi dengan Al Qur’an
* Yakinlah atas mu’jizat Al Qur’an sehingga kita bisa merasakan keagungan Al Qur’an
* Benchmark: rokok saja (yang jelas-jelas tidak ada gunanya bahkan haram menurut fatwa MUI) bisa membuat orang ”sangat akrab”, masa tidak bisa akrab dengan Al Qur’an
* Perbanyak tilawah Qur’an dengan belajar dari best practice: Abu Hanifah sepanjang hayatnya mengkhatamkan Al Qur’an 7000 x (anggap saja umurnya 70 th, sehingga kurang lebih sepekan khatam 2 kali)
* Tidak memakai ”tapi” dalam membangun motivasi. ”saya ingin menghafal Al Qur’an, tapi kan saya sibuk”, ”tapi kan saya sudah 60 th”, ”tapi kan saya harus berinteraksi intensif dengan anak’, ”tapi kan …. tapi kan … tapi kan …” hilangkan ”tapi”, ganti dengan YAKIN, YAKIN dan YAKIN
* Jika sudah YAKIN, lanjutkan dengan ”BERAKSILAH”, yaitu perbanyak tilawah dan hafalan
* Cari dan tumbuhkan segala macam alasan agar tekad bulat selalu terjaga
* Tinggalkan logika manusia (terlalu banyak yg dihafal, sibuk, sudah tua, dll) yang bisa menghambat semangat menghafal Al Qur’an
* Konsentrasi pada ”AKSI”, jangan konsentrasi pada hasil dan jangan memikirkan kendala
* Jangan jadikan usia sebagai kendala, banyak sudah contoh saudara kita yang berhasil menjadi penghafal Al Qur’an dalam usia yang sudah lanjut
* Targetkan ”Al Fatihahkan” semua surat dalam Al Qur’an (hafal betul seperti menghafal Al Fatihah)
* Tetapkan target, misal ”sebelum usia 40 th, saya harus sudah menghafal Al Qur’an). Target yg paling baik adalah ”sebelum tutup usia, saya harus sudah selesai menghafal Al Qur’an”, karena usia manusia tidak ada yang tahu, sehingga kita akan semangat setiap saat untuk menghafal.
* Tanamkan dalam diri bahwa hidup hanya sekali dan sebentar, harus manfaatkan waktu yang sekali dan sebentar ini untuk menghafal Al Qur’an
* Sering-seringlah mentafakuri kehidupan
* Perbanyak berdoa dan beramal sholeh

”Semoga kita semua ditakdirkan oleh Allah menjadi bagian dari para penghafal Al Qur’an”

"Sudahkah kita membaca Alqur'an hari ini?
Berapa kali dalam sebulan kita mengkhatam Al qur'an."
( Khairukum man ta'allamal qur'an wa 'allamah).
SOMEDAY IS TODAY, DO IT NOW OR NEVER

TIPS OF THIS DAY
“Didiklah anakmu dengan 3 perkara: mencintai Allah, mencintai Rasul dan belajar Al-Qur’an” (Al-hadits)